Wednesday, June 4, 2014

Pendidikan Pembelajaran Berbicara di Sekolah Dasar


Bang Shaleh 
1. Hakikat Berbicara
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983).
Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial, karena berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologist dan linguistik secara luas. Banyaknya faktor yang terlihat di dalamnya, menyebabkan orang beranggapan, bahwa bicara merupakan kegiatan yang kompleks.
Seseorang dapat membaca atau menulis secara mandiri, tetapi sangatlah jarang orang melakukan kegiatan berbicara tanpa hadirnya orang kedua sebagai pemerhati atau penyamak. Oleh sebab itu, Valette (1977) berpendapat bahwa berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat sosial.
2. Jenis-jenis Berbicara
a. Berbicara berdasarkan tujuan.
- Berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan. Hal ini  dilakukan jika seseorang ingin menjelaskan suatu proses,  menguraikan,nafsirkan sesuatu, memberikan, menyebarkan atau menanamkan pengetahuan, dan menjelaskan kaitan, hubungan atau relasi  antar benda, hal atau peristiwa.
- Berbicara menghibur. Berbicara untuk menghibur memerlukan kemam- puan menarik perhatian pendengar. Suasananya bersifat santai dan penuh canda.
- Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. Dalam kegiatan berbicara ini, pembicara harus pandai merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.
b. Berbicara berdasarkan situasi.
- Berbicara formal
Misalnya, ceramah dan wawancara.
- Berbicara informal.
Misalnya, ber telepon.
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaian.
- Berbicara mendadak.
- Berbicara berdasarkan catatan.
- Berbicara berdasarkan hafalan
-  Berbicara berdasarkan naskah.
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar.
- Berbicara antar pribadi.
Terjadi jika dua orang membicarakan sesuatu.
- Berbicara dalam kelompok kecil.
Terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil pendengar  (3 – 5 orang).
- Berbicara dalam kelompok besar.
Terjadi jika pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah banyak.
3. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara
Tujuan utama pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat  berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk mencapai tujuan  tersebut, guru dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara. Misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali cerita yang pernah didengar ataupun menyampaikan tanggapan terhadap persoalan faktual yang dilihat, didengar dan dibacanya.
Banyak cara untuk melaksanakan pembelajaran berbicara di SD. Salah satunya adalah mencari berita aktual yang ada di koran/majalah, kemudian menempelkan pada sehelai kertas, sehingga menjadi sebuah kliping dan siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap berita faktual tersebut.
Sumber : http://wacana.siap.web.id
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

 
  • STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2007

  • ALPEKA BOS

    ALPEKA BOS (Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan BOS Tingkat Sekolah)

  • JUKNIS PENDATAAN DAPODIKDAS 2013

    Tujuan pendataan tingkat sekolah adalah untuk memperoleh data secara langsung yang cepat, akurat,valid, lengkap, dapat dipertanggungjawabkan dan termutakhir.

  • Gelar Gr bagi Guru wajib Tahun depan

    Gelar Gr diperoleh melalui module Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

  • lapor Tunjangan DIKDAS

    cara login di lembar info PTK Masukan NUPTK sebagai UserID Masukan tanggal lahir sebagai password dengan format penulisan YYYYMMDD

  • Dapodik Jadi Acuan untuk Sejumlah Program Kemdikbud

    Tahun ini Data Pokok Pendidikan (Dapodik) menjadi acuan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam penyaluran dana untuk berbagai kebijakan, mulai dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), rehab sekolah, Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan tunjangan profesi guru.