Abstraksi
Pendidik yang baik dapat menciptakan proses pembelajaran yang
kreatif agar peserta didik merasa nyaman dan senang untuk belajar. Terkadang pendidik membutuhkan beberapa
strategi
untuk mengambil hati, mengatasi kebosanan dan menambah semangat
anak-anak dalam belajar atau sekadar menransfer nilai-nilai universal
kehidupan. Kelas Meditasi merupakan cara penulis untuk mengajak peserta
didik di SDN 38 Sekodi, Kabupaten
Bengkalis,
agar lebih fokus dalam belajar, melatih konsentrasi, merasakan
kenyamanan baik fisik maupun psikis sekaligus mengaktifkan aspek
kognitif dan
afektif mereka.

Saat meditasi, peserta didik siap menerima nilai-nilai
positif yang disampaikan gurunya.
Latar belakang
Penulis pernah mencoba beberapa hal yang bisa mengajak peserta didik
untuk terus antusias belajar, salah satunya adalah mendongeng. Mereka
senang
mendengarkan cerita, bahkan sebelum pulang selalu menagih kepada penulis untuk dibacakan
dongeng. Kemudian penulis mencoba menggunakan
metode meditasi yang disederhanakan untuk para peserta didik dalam aktivitas yang dinamai Kelas Meditasi.
Prasyarat
Kegiatan ini bisa dilakukan di kelas besar. Biasanya penulis
melakukan hal ini di kelas V dan kelas VI dengan jumlah peserta didik
maksimal 20 orang agar pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan efektif.
Pilihan untuk melakukan Kelas Meditasi di kelas besar (kelas IV-VI)
karena di jenjang ini, peserta didik sudah bisa untuk mulai berpikir
abstrak. Pada anak usia 7-12 tahun sudah masuk dalam tahapan
perkembangan kognitif operasional konkret yang mempunyai ciri berupa
penggunaan logika yang memadai (Piaget, dalam Papalia & Feldman,
2001).
Kajian teoretis
Perkembangan ilmu neurologi mendefinisikan bahwa ada empat gelombang
otak yakni zona alfa, beta, teta dan delta. Meditasi merupakan salah
satu cara agar kita bisa masuk ke zona teta. Di zona teta, seseorang
dapat mengeluarkan ide-ide kreatif atau mendapatkan jawaban dari sesuatu
yang diperoleh sebelumnya. Dalam kondisi ini otak bekerja dengan baik,
jernih dan bening untuk proses
downloading atau mengunduh,
yaitu merekam kenangan-kenangan yang punya unsur keselamatan hidup,
punya makna emosional dan memiliki hubungan dengan kehidupan sehari-hari
dan informasi yang selalu diulang-ulang (Chatib, 2013). Mendongeng
sebelum anak tidur merupakan salah satu aplikasi dari gelombang ini. Hal
ini dapat dilihat dari tingkat efektivitas dongeng yang membuat anak
mampu merekam semua
cerita yang mereka dengarkan sampai tua.
Menurut Mattesion (2006) meditasi merupakan pengalihan perhatian
ketingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat pemikiran
yang paling dalam dan mencapai sumber pemikiran. Mattesion menambahkan
bahwa meditasi mampu menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan membawa
suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun
fisiologis. Hal tersebut didukung oleh Prabowo (2007) bahwa meditasi
mampu menurunkan kecemasan,
perasaan reaktif dan agresivitas.
Alur persiapan
Untuk melakukan Kelas Meditasi, penulis perlu melakukan sejumlah
persiapan yang memadai baru kemudian memasuki tahap pelaksanaan.
Langkah persiapan pertama
Pendidik menyiapkan tujuan yang ingin dicapai lewat Kelas Meditasi.
Misalkan pendidik ingin mengajak peserta didik memahami pentingnya
menyayangi teman atau menghormati orang tua dan guru, maka pendidik
menyiapkan alur cerita terkait hal tersebut.
Model narasi Kelas Meditasi berbeda dengan mendongeng. Dongeng adalah
cerita fantasi sederhana yang belum tentu terjadi (fiksi) yang berguna
untuk menyampaikan ajaran moral dan bersifat menghibur. Sedangkan
penulis menggunakan narasi bercerita agar peserta didik bisa berada
dalam kondisi otak yang siap menerima segala apapun yang mereka
dengarkan. Meditasi dengan visualisasi ini mengajak untuk membayangkan
gambaran cerita yang disampaikan sehingga peserta didik mau ikut
terlibat lebih dalam secara psikis.
“Suatu sore, sedang berjalan santai seekor tikus hutan berwarna putih yang imut. Tikus ini sedang asik bermain
menikmati siang hari yang panas sendiri. Tikus ini adalah Loly. Si Loly
memang tikus yang suka menyendiri. Dia lebih suka memisahkan diri dari
teman-temannya. Seperti siang di bawah mentari yang menyengat ini, Loly
sedang asik menikmati hutan yang sunyi”
(Dikutip dari dongeng Loly Takut
Bertanya oleh Kak Rudy Cahyono).
- Contoh narasi Kelas Meditasi dengan nilai positif menyayangi teman:
“Anak-anak, hari ini Bapak akan mengajak anak-anak untuk jalan-jalan
ke sebuah tempat yang sangat nyaman dan menyenangkan bersama dengan
teman-teman yang sangat kalian sayangi. Coba bayangkan tempat itu. Kita
akan pergi ke tempat yang sangat sejuk, hijau, banyak pepohonan serta
semilir angin. Coba bayangkan, betapa nikmatnya berada di sana bersama
dengan teman-teman yang kita sayangi. Yah, hari ini kita akan pergi ke
sana bersama teman-teman. Kita semua berkumpul sebelum pergi ke sana.
Begitu bahagia rasanya karena kita akan pergi ke tempat kesayangan kita.
Wajah teman-teman kita yang bahagia dan penuh senyum menambah suasana
menjadi sangat menyenangkan. Coba anak-anak rasakan suasana bahagia itu,
betapa bahagianya kita bersama teman-teman yang kita sayangi yang juga
begitu menyayangi kita.”
Langkah persiapan kedua
Penulis menyiapkan musik instrumental yang sesuai dengan situasi
meditasi. Musik membantu peserta didik untuk santai dan fokus dengan
perkataan yang pendidik ucapkan. Musik instrumental yang pernah penulis
gunakan antara lain adalah
lagu Do’aku dari Hadad Alwi, Sound After Rain, rekaman suara kicau burung, lagu instrumental Implora dan Apls Flue.
Langkah persiapan ketiga
Penulis menanyakan kesediaan mengikuti Kelas Meditasi kepada peserta
didik. Prinsip dasar Kelas Meditasi adalah kesediaan peserta didik
mengkutinya. Bila mereka bersedia, jadi mudah menransfer nilai-nilai
yang akan disampaikan. Jika tidak, akan terjadi mental blocking sehingga
tujuannya tidak tercapai. Jadi peserta didik yang ikut adalah yang
benar-benar mau terlibat tanpa terpaksa.
Langkah persiapan keempat
Penulis memilih suasana kelas yang mendukung, yaitu kondisi kelas
atau sekolah yang hening sehingga konsentrasi peserta didik tidak
terpecah. Penulis pernah melakukannya ketika di ujung jam pelajaran
terakhir sebelum pulang, ketika kelas yang lain sudah pulang. Penulis
juga pernah melakukannya di awal hari sebelum jam belajar dimulai,
ketika peserta didik kelas lain belum datang ke sekolah. Prinsipnya,
Kelas Meditasi bisa dilakukan kapanpun namun asal suasananya mendukung.
Langkah persiapan kelima
Penulis meminta peserta didik agar berada kondisi ternyamannya
sebelum memulai aktivitas meditasi. Penulis membebaskan peserta didik
mengambil posisi apapun, asal bisa menikmati sesi ini.
Alur pelaksanaan
Setelah peserta didik siap, penulis memulai kegiatan meditasi ini dengan menyalakan musik instrumental.
Langkah pelaksanaan pertama
Penulis membuka dengan narasi yang mengajak mereka untuk lebih rileks, santai dan fokus
“Silakan anak-anak mengambil posisi yang paling nyaman menurut
kalian. Jika sudah, silakan pejamkan mata anak-anak dan coba dengarkan
alunan musik yang bapak putarkan. Nikmati dan rasakan bertapa merdunya
suara musik. Coba tarik nafas pelan-pelan, lalu hembuskan pelan-pelan.
Ulangi sampai anak-anak merasa benar-benar santai. Coba fokus dengan
alunan musik dan kata-kata Bapak.”

Pendidik membawakan narasi untuk mengajak peserta didik ikut ke dalam suasana yang diciptakan.
Langkah pelaksanaan kedua
Jika anak-anak sudah santai rileks, penulis menyampaikan cerita
sesuai dengan tema dan tujuan dari Kelas Meditasi ini. Contohnya seperti
di narasi yang ada di langkah persiapan pertama.
Langkah pelaksanaan akhir
Jika sudah selesai, biasanya penulis juga mengembalikan kondisi
peserta didik seperti di awal. Penulis menuntun mereka untuk kembali
fokus ke musik, merasakan nikmatnya musik sambil menarik nafas dan
mengeluarkannya pelan-pelan. Biasanya penulis mengajak mereka melakukan
ini sebanyak 3-5 kali. Jika sudah, penulis meminta peserta didik untuk
membuka mata kembali.
“Anak-anak, hari ini anak-anak telah jalan-jalan,
bersenang-senang, bermain bersama teman-teman, bercanda tawa, saling
tolong menolong, saling bantu membantu dengan teman-teman yang begitu
menyayangi anak-anak semua. Mari mulai saat ini, anak-anak sayangi
teman-teman. Katakan dalam hati anak-anak bahwa anak-anak sangat sayang
kepada teman-teman dan akan bersedia untuk saling tolong menolong dan
bantu membantu. Silahkan katakan dalam hati dan berjanji bahwa ‘saya
akan menyayangi semua teman-teman saya, saya akan menyayangi semua
teman-teman saya, saya akan menyayangi semua teman-teman saya’. Silahkan
anak-anak rasakan kembali alunan music yang anak-anak dengarkan sambil
menarik nafas, keluarkan pelan-pelan sampai anak-anak begitu rileks.
Jika sudah, silahkan buka mata anak-anak, lihatlah kanan-kiri, mereka
adalah teman-teman terbaik yang akan anak-anak sayangi.”
Alat dan bahan
Alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam Kelas Meditasi disesuaikan dengan kebutuhan. Alat
yang utama adalah musik instrumental untuk mengiringi, pendidik bisa
menggunakan media
telepon
seluler atau laptop dan pengeras suara. Sebelum memulai Kelas Meditasi,
penulis memastikan bahwa musik yang diputar dapat didengar oleh seluruh
peserta didik. Selain itu, cerita/narasi yang kuat untuk memandu
jalannya
pikiran siswa sesuai dengan tujuan juga diperlukan.
Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari Kelas Meditasi ini adalah sebagai berikut :
- Menjadikan siswa lebih nyaman secara psikologis
- Melatih konsentrasi anak-anak untuk lebih fokus
- Sebagai media untuk menransfer nilai-nilai kehidupan kepada anak
- Menyentuh ranah kognitif dan afektif anak untuk terus dikembangkan
Referensi
Cahyono, Rudi. (2011). “22 Hari Bercerita (Buku Pertama Kumpulan Cerita Anak)”. Penerbit
Indonesia Bercerita.
Chatib, Munif. (2013). Gurunya
Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak Juara. Bandung : Kaifa.
Papalia, D.E. Olds, S. W & Feldman. D. (2001). Human Development (8th ed). Boston: McGraw-Hill.
http://teoriku.blogspot.com/2013/03/pengertian-dongeng-definisi-dongeng.html?m=1
http://kajianpsikologi.blogspot.com/2012/01/kegunaan-meditasi.html?m=1
Sumber : http://belajar.indonesiamengajar.org