Wednesday, May 28, 2014

Mengenal dan Menjumlahkan Pecahan Sederhana

Abstraksi Metode ini mengajak anak-anak memahami konsep pecahan degan mengenal beberapa bentuk pecaha sederhana. Selain mudah dan menarik, metode ini dapat menstimuli anak untuk membandingkan besar dan ukuran bentuk, sekaligus melatih anak mencari alternatif dalam pemecahan masalah.

Latar Belakang

OLYMPUS DIGITAL CAMERABagi sebagian murid saya, siswa kelas 4 SDN 10 Rambang, Muara Enim, matematika bagaikan monster mengerikan yang siap menelan mereka hidup-hidup :mrgreen: . Berbagai persoalan yang hanya berupa susunan angka bisa jadi tidak menjelaskan apapun bagi sebagian besar mereka. Deretan angka tersebut masih terlalu abstrak untuk dipahami.
Operasi pecahan masih sering membuat bingung murid-murid saya, apalagi  jika penyebutnya berbeda. Penyebut tersebut harus disamakan dulu. Pecahan akan lebih mudah dipahami bila bentuk nyatanya bisa dilihat/diamati, tidak hanya susunan angka yang berderet. Dengan metode ini, murid-murid saya bisa lebih menyukai soal pecahan dan bahkan bersahabat dalam mengerjakan soal pecahan :-) .

Kondisi Kelas

Saya pernah menerapkan metode ini untuk semua materi mengenai pecahan dan bisa diterapkan mulai kelas 3 SD saat siswa baru pertama kali dikenalkan dengan pecahan sederhana. Pada kelas yang lebih tinggi, misalnya kelas 4 dan 5, cara ini saya gunakan untuk pengenalan sebelum materi penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda.

Langkah-langkah

Berikut ini adalah langkah-langkah yang kami lakukan dalam melaksanakan metode ini:
  1. Saya berikan setiap murid selembar kertas, kertas berwarna polos akan lebih baik. Kertas yang digunakan bebas (bisa juga kertas dari kardus atau buku tulis), namun saya menggunakan kertas lipat (kertas marmer). Tujuannya adalah supaya lebih menarik karena berwarna-warni. Selain itu, warna yang berbeda akan lebih mudah digunakan untuk membandingkan antara satu bilangan pecahan dengan bilangan pecahan yang lain.
  2. Murid diminta membagi kertas tersebut menjadi dua bagian sama besar (1/2).
  3. Murid diminta untuk mengambil salah satu bagian tersebut dan dibagi dua sama besar lagi (1/4).
  4. Sekali lagi, murid diminta untuk mengambil salah satu potongan ¼ dan  dibagi dua sama besar (1/8).
  5. Dan lagi, murid diminta untuk mengambil salah satu potongan 1/8 dan dibagi dua sama besar (1/16).
  6. Guru bisa meneruskan hingga potongan yang lebih kecil lagi, namun sepertinya potongan 1/16 sudah cukup efektif untuk melakukan permainan ini. Jadi, setiap murid memiliki: 1 potongan 1/2, 1 potongan 1/4, 1 potongan 1/8, dan 2 potongan 1/16.
    Ruang Belajar Mengenal dan Menjumlahkan Pecahan Sederhana - Trisa Melati (2)            OLYMPUS DIGITAL CAMERA
  7. Minta murid bekerja secara berkelompok dengan menggabungkan potongan-potongan yang mereka miliki dengan potongan milik teman lainnya. Jika rombongan belajarnya kecil (5-10 anak), kegiatan ini bisa dilakukan langsung bersama-sama, namun jika rombongan belajarnya lebih besar, maka murid bisa dibagi berkelompok 4-5 anak per kelompok. Agar lebih mudah, saya arahkan murid-murid untuk berkelompok dengan teman sebangku dan teman di bangku depan/belakang mereka.
    Ruang Belajar Mengenal dan Menjumlahkan Pecahan Sederhana - Trisa Melati (1)
  8. Dari sini, kita bisa membimbing murid untuk menemukan dan menyimpulkan bahwa 1/2  (satu per dua) adalah satu kertas yang dibagi 2 sama besar, 1/4 adalah potongan kerta 1/2 yang dibagi dua sama besar, dan seterusnya. Kita bisa mengajak siswa untuk menyusun dan membandingkan kertas-kertas tersebut. Saya hanya memberikan 2-3 contoh saja. Sisanya saya biarkan siswa yang mencoba-cobanya sendiri.
  9. Untuk tahap selanjutnya saya memberi contoh operasi penjumlahan pecahan, misalnya 2/16 adalah 2 potongan 1/16 yang disusun bersama, 3/16 adalah 3 potongan 1/16 yang disusun bersama, dan seterusnya. Saya minta mereka untuk  mencari potongan mana yang besarnya sama dengan 2/16.
    OLYMPUS DIGITAL CAMERA          OLYMPUS DIGITAL CAMERA
  10. Nah, sekarang mari kita tes pemahaman siswa dengan memberikan soal sederhana. Biasanya murid-murid saya lebih bersemangat ketika mereka tahu ada kompetisi, maka saya buat “kuis cepat-tepat” antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Mulai dari soal yang sederhana, dan secara bertahap ke soal yang lebih kompleks.
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
Soal kompetisi ditulis di papan. Untuk menyelesaikannya, murid bisa menggunakan gambar
Guru menuliskan soal di papan tulis untuk diselesaikan oleh murid. penyelesaiannya bisa menggunakan gambar

Pembelajaran Tambahan Ada banyak hal yang bisa diraih dari pembelajaran dengan metode ini. Menariknya, guru tidak perlu terlalu banyak mengarahkan murid-murid agar bisa menemukan hal tersebut. Pada pengalaman saya, murid akan dengan sendirinya mengeksplorasi nilai pecahan melalui bentuk dan besar kertas, sehingga pada akhirnya mereka menemukan bahwa 2/8 (2 potongan 1/8) sama besarnya dengan 1/4. Dan jika mereka kehabisan potongan 1/2, mereka bisa menggunakan 2 potongan 1/4 atau 4 potongan 1/8 sebagai gantinya. Yang perlu saya lakukan saat itu adalah mendorong mereka untuk mencari alternatif.
Misalnya saja, ada soal 1/4 + 1/4 =…….
Dibandingkan murid yang menyusun 2 potongan 1/4 , guru bisa memberikan nilai tambahan untuk murid yang langsung menjawab dengan 1 potongan 1/2 .
Jangan lupa, selalu berikan apresiasi bagi murid yang berhasil “menemukan” hal baru sehingga mereka makin terpacu untuk mencari alternatif baru dalam mengerjakan matematika.

Sumber : Indonesia Belajar
Share this article :

0 komentar:

Post a Comment

 
  • STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2007

  • ALPEKA BOS

    ALPEKA BOS (Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan BOS Tingkat Sekolah)

  • JUKNIS PENDATAAN DAPODIKDAS 2013

    Tujuan pendataan tingkat sekolah adalah untuk memperoleh data secara langsung yang cepat, akurat,valid, lengkap, dapat dipertanggungjawabkan dan termutakhir.

  • Gelar Gr bagi Guru wajib Tahun depan

    Gelar Gr diperoleh melalui module Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

  • lapor Tunjangan DIKDAS

    cara login di lembar info PTK Masukan NUPTK sebagai UserID Masukan tanggal lahir sebagai password dengan format penulisan YYYYMMDD

  • Dapodik Jadi Acuan untuk Sejumlah Program Kemdikbud

    Tahun ini Data Pokok Pendidikan (Dapodik) menjadi acuan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam penyaluran dana untuk berbagai kebijakan, mulai dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), rehab sekolah, Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan tunjangan profesi guru.