Thursday, May 29, 2014
Kemampuan Siswa Dapat Ditingkatkan dengan Mengubah Metode Pengajaran
Diposkan oleh
Unknown
Jakarta--Untuk
memperbaki kemampuan siswa dalam bidang matematika, sains, dan membaca,
perlu dilakukan perubahan dalam metode pengajaran di dalam kelas,
misalnya dengan lebih memperbanyak praktik. Demikian dikatakan Kepala
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), Ramon Mohandas, dalam talkshow di Radio KBR 68 H, Rabu
(11/12), di Jakarta. “Agar kemampuan siswa dalam ketiga bidang tersebut
dapat ditingkatkan maka perlu dilakukan perubahan dalam metode
pembelajaran di dalam kelas, antara lain dengan memperbanyak praktik”,
ujar Ramon.
Penjelasan ini disampaikan Ramon Mohandas,
menanggapi pemberitaan mengenai rendahnya kemampuan siswa Indonesia
dalam bidang matematika, sains, dan membaca. Berdasarkan hasil Programme
for International Student Assessment (PISA) 2012, yang dipublikasikan the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Indonesia berada diposisi ke 64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes tersebut.
Dikatakannya, perubahan metode pengajaran ini
telah diakomodir dalam Kurikulum 2013, yang memfokuskan pengajaran pada
tiga hal, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan, dengan
berbasiskan pada pendekatan scientific, yang menekankan pada
observasi, bertanya, bernalar, mencoba, mengkomunikasikan. Pada jenjang
SD pembentukan sikap mencapai 70 persen dari seluruh pembelajaran.
Pembentukan sikap ini antara lain, kejujuran, toleransi dan cinta tanah
air. Ditambahkannya, perubahan kurikulum selama ini tidak banyak merubah
metode pengajaran di kelas.
Untuk menaikkan peringkat Indonesia dalam tes PISA
maka materi-materi yang diuji dalam tes tersebut perlu dimasukan ke
dalam Kurikulum 2013. Dijelaskannya, hasil PISA juga dipengaruhi oleh
cakupan wilayah yang dilakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan
terhadap siswa Indonesia dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara itu,, misalnya Cina, penilaian hanya berdasarkan sampel, yakni
hanya mengambil sampel kota Shanghai.
Pada Kurikulum 2013, penilaian siswa di jenjang
SD, dilakukan dalam bentuk narasi, dan tidak dalam bentuk angka seperti
selama ini dilakukan. “Penilaian dilakukan secara narasi dalam kalimat
positif yang menumbuhkan optimisme. Bagi siswa yang belum mampu
mencapai tingkatan yang diinginkan akan diberikan remedial”, ujar Ramon.
Ditambahkannya, di jenjang SD juga tidak ada lagi perangkingan.
Dijelaskannya, guru yang akan menerapkan Kurikulum
2013 harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu. “Pada Kurikulum 2013,
guru hanya boleh menerapkannya setelah mendapatkan pelatihan”, tegas
mantan atase pendidikan di Belanda tersebut. “Persyaratan lain dalam
penerapan Kurikulum 2013, bukunya disiapkan sepenuhnya oleh Pemerintah
dan diberikan secara gratis kepada peserta didik”, tandas Ramon (TD)
sumber : Kemendikbud.go.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
Bahasa Indonesia
(2)
BOS
(6)
BSM
(1)
DAPODIK 2013
(15)
Info CPNS
(7)
Info Umum
(41)
Kurikulum 2013
(26)
matematika
(14)
NISN
(5)
Padamu Negeri
(18)
Penilaian Kinerja Guru
(2)
PPDB
(3)
sertifikasi
(3)
0 komentar:
Post a Comment