Home » Archives for 05/26/14
Monday, May 26, 2014
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Wajib di SMP dan SMA/SMK
Diposkan oleh
Unknown
0
komentar
Berikut penjelasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Pelajaran Bahasa Inggris di SD
Jakarta
--- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh kembali
menegaskan status mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar (SD).
Ia mengatakan, mata pelajaran Bahasa Inggris bukan dihapus, melainkan
memang tidak termasuk dalam mata pelajaran wajib di SD.
"Dihapus itu kalah tadinya ada, lalu dihilangkan," katanya usai
jumpa pers akhir tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, (30/12).
Menteri Nuh menjelaskan, dalam kurikulum
sebelumnya pun, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bahasa
Inggris tidak menjadi mata pelajaran wajib di SD. Namun Bahasa Inggris
menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Namun, lanjut Mendikbud, hal itu bukan berarti mata pelajaran Bahasa
Inggris tidak boleh ditambahkan di SD. Ia justru menganjurkan adanya
penambahan mata pelajaran bahasa, misalnya bahasa Arab, bahasa Mandarin,
atau bahasa Jepang, sesuai dengan karakteristik sekolah masing-masing.
"Silakan, tapi jangan diwajibkan. Tapi sebagai tambahan untuk anak SD," pungkasnya. (DM)
Sumber : http//Kemendigbud.go.id
Pengenalan Sistem Reproduksi dalam Kurikulum 2013 Salah Satu Cara Cegah Kekerasan Seksual pada Anak
Diposkan oleh
Unknown
0
komentar
Jakarta, Kemdikbud --- Dalam rapat terbatas bidang Kesejahteraan Rakyat di Istana Negara pada Rabu lalu, (14/05/2014), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendapat tugas khusus dari Presiden terkait upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak. Tugas itu adalah memastikan masuknya pendidikan agama dan budi pekerti pada kurikulum.
"Sudah dilakukan. Masuk dalam Kurikulum 2013," ujar Mendikbud Mohammad Nuh kepada wartawan di Kantor Kemdikbud, Jakarta, (16/05/2014).
Selain itu, lanjutnya, Kemdikbud juga akan memasukkan materi mengenai hak dan kewajiban anak, serta sistem reproduksi. Khusus materi sistem reproduksi akan dimasukkan mulai kelas 1 SD. Penyampaian materinya akan disesuaikan dengan kemampuan pemahaman sang anak, yaitu dengan memperkenalkan cara menjaga kebersihan tubuh sebagai bagian dari pengenalan sistem reproduksi.
Kemudian sebagai bentuk dukungan terhadap pencegahan kekerasan seksual pada anak, Kemdikbud akan melakukan rencana aksi. "Dalam waktu dekat akan ada rencana aksi yang akan diikuti para aktivis dari unsur masyarakat sebagai komitmen mencegah pelecehan atau kekerasan seksual sekaligus memberikan perlindungan kepada anak," kata Mendikbud.
Ia menjelaskan, dalam rencana aksi tersebut akan dilakukan penandatangan dari berbagai unsur masyarakat sebagai bentuk dukungan penuh dalam mencegah kekerasan seksual pada anak. "Paling banyak (yang ikut aksi) nanti golongan ibu-ibu. Ada Yenny Wahid, Menteri Kesehatan, KPAI, Komnas Perempuan, psikolog anak, IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), Dharma Wanita, dan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu)," tuturnya. Rencana aksi tersebut, jelas Mendikbud, akan berlangsung pada akhir Mei 2014. (Desliana Maulipaksi)
Tiga Manfaat Pendidikan Menengah Universal
Diposkan oleh
Unknown
0
komentar
Jakarta -- Pendidikan Menengah Universal (PMU)
dicanangkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh
warga negara usia 16-18 tahun dapat mengenyam pendidikan menengah yang
bermutu mencakup SMA, MA, dan SMK. Sedikitnya ada tiga manfaat yang
didapatkan dari program ini.
Pertama adalah dengan minimal lulusan SMA sederajat maka kualitas
demokrasi masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Hal ini dapat
dipahami, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka pengetahuan
tentang berdemokrasi juga makin matang. "Kedua, kualitas keluarganya
juga lebih bagus. PMU penting betul," kata Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh pada jumpa pers akhir tahun di
Kemdikbud, Jakarta, Senin (30/12/2013).
Mendikbud mengatakan, saat ini lulusan sekolah menengah pertama (SMP)
yang tidak melanjutkan sekolah daripada menganggur mereka memilih untuk
menikah. Akibatnya, kata dia, mereka belum matang untuk berumah tangga.
"Manfaat ketiga adalah kompetensi yang dimiliki juga meningkat,"
katanya.
Untuk mewujudkan PMU, lanjut Mendikbud, pemerintah berupaya mendongkrak
rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas dari 8,01 tahun
pada tahun 2012 menjadi 12 tahun pada 2045. "Dari situ mengapa kita
melakukan PMU supaya minimal adik-adik kita itu usia sampai dengan 18
tahun paling tidak pendidikannya sudah 12 tahun yaitu lulusan SMA, SMK,
dan MA," katanya.
Manfaat lain dari PMU adalah dengan besarnya lulusan sekolah menengah
maka input mahasiswa baru bagi perguruan tinggi mencukupi. (ASW)
Sumber : Htpp// Kemendikbud.go.id
Kurikulum 2013: Siswa Kelas 1 SD Lebih Ceria dan Tak Rewel
Diposkan oleh
Unknown
0
komentar
Surakarta, Kemdikbud – Pola pembelajaran Kurikulum 2013 yang diterapkan pada siswa kelas 1 SD di sejumlah sekolah sasaran pada tahun pelajaran 2013/2014 mampu menciptakan suasana kelas lebih ceria. Siswa lebih banyak tertawa dan percaya diri saat menjawab pertanyaan guru, meski jawaban tersebut merupakan jawaban spontan anak-anak.
“Siswa kelas 1 juga sekarang tidak rewel karena proses pembelajarannya hampir sama dengan di TK, yaitu belajar sambil bermain. Tidak seperti pada kurikulum sebelumnya yang terbebani dengan materi pelajaran yang berat,” ujar Nursalam, Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus, Kottabarat, Surakarta, Jawa Tengah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (29/1/2014).
Ia menuturkan, proses pembelajaran pada siswa kelas 1 tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Cara semacam ini memang bukan hal baru bagi sekolahnya yang menerapkan konsep full day school. Meski demikian Nursalam mengaku Kurikulum 2013 membawa banyak perubahan positif terhadap sikap dan perilaku siswa saat pembelajaran.
SD Muhammadiyah Program Khusus merupakan sekolah sasaran yang ditunjuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran lalu. Meskipun kini perlahan proses pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolahnya telah semakin mapan, Nursalam mengaku pada awal pelaksanaannya penuh dengan perjuangan, terutama meyakinkan orangtua siswa tentang model Kurikulum 2013.
“Orangtua sangat kritis terhadap perubahan ini. Kami pun dengan intens memberikan penjelasan kepada mereka dan selalu terbuka untuk mendengar apa yang belum mereka pahami,” tambah Nursalam.
Beruntung di antara orangtua siswa, ada yang berasal dari kalangan pendidik, seperti dosen dan guru SMA. Dari merekalah orangtua siswa mendapat penjelasan, tanpa terkesan mendikte, karena berasal dari sesama orangtua siswa.
Lewat pendekatan intensif tersebut, Nursalam mengungkapkan, kini semakin banyak orangtua siswa yang mengetahui kelebihan Kurikulum 2013. Selain itu, orangtua siswa juga secara aktif mencari informasi Kurikulum 2013 melalui internet dan media lainnya. (Ratih Anbarini)
Sumber : htpp// Kemdikbud .go.id
Subscribe to:
Posts (Atom)
Labels
Bahasa Indonesia
(2)
BOS
(6)
BSM
(1)
DAPODIK 2013
(15)
Info CPNS
(7)
Info Umum
(41)
Kurikulum 2013
(26)
matematika
(14)
NISN
(5)
Padamu Negeri
(18)
Penilaian Kinerja Guru
(2)
PPDB
(3)
sertifikasi
(3)