Wednesday, June 4, 2014

KENDALA PEMBELAJARAN TEMATIK KURIKULUM 2013 DI SD/MI

0 komentar
 
K13
penulis :
Budi Santoso, S.PdI
Pendahuluan
Pemerintah pada tahun lalu telah mengeluarkan kebijakan tentang Kurikulum 2013. Kebijakan ini antara lain memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya SD/MI dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif.
Salah satu upaya kreatif dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di SD/MI adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian masih banyak pihak yang belum memahami dan mampu menerapkan model ini secara baik. Melalui tulisan ini akan diuraikan secara singkat tentang Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013secara konseptual dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran.

Arti dan Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6) menyatakan bahwa Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dari pernyataan tersebut dapat ditegaskan bahwa Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Disamping itu Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013akan memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada beberapa prinsip dasar  yang perlu diperhatikan yaitu 1) bersifat terintegrasi dengan lingkungan, 2) bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, dan 3) efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut,  berikut ini.
  1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang  dibahas.
  1. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa.
  2. Efisiensi
Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.

Ciri-ciri Pembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagaimana diungkapkan dalam www. pppg tertulis.or.id. sebagai berikut 1) berpusat pada siswa, 2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, 3)  Pemisahan mata  pelajaran tidak begitu jelas, 4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., 5) Bersifat fleksibel, 6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Berpusat pada siswa
Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa.
  1. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa
Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna.
  1. Pemisahan mata  pelajaran tidak begitu jelas
Mengingat  tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka  batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
  1. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
  2. Bersifat fleksibel
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013tidak  terjadwal secara ketat antar mata pelajaran.
  1. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut diungkapkan pula dalam www p3gmatyo.go.id/download/SD/MI karakteristik pembelajaran terpadu/tematik sebagai berikut: 1) pembelajaran berpusat pada anak, 2) menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan, 3) belajar melalui pengalaman langsung, 4) lebih memperhatikan proses daripada hasil semata, 5) sarat dengan muatan keterkaitan.

Peran dan Pemilihan Tema dalam Pembelajaran Tematik

Tema dalam Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013memiliki peran antara lain:
  1. Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
  2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama.
  3. Pemahaman terhadap  materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
  4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa.
  5. Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
  6. Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata.
  7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali.
Pemilihan tema dalam Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013dapat berasal dari guru dan siswa. Pada umumnya guru memilih tema dasar dan siswa menentukan unit temanya.  Tema juga dapat dipilih berdasarkan pertimbangan konsensus antar siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu:
  1. Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh.
  2. Dalam pelaksanaan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013 perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan.
  3. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa.
  4. Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.

Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu:
  1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa
  2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
  3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
  4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:
  1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi
  2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

Implementasi Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013 di SD/MI

Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013 di SD/MI merupakan suatu hal yang relatif baru,  sehingga dalam  implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif  tentang Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan  kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi.
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013 di SD/MI pada saat ini  difokuskan pada kelas-kelas bawah (kelas 1 dan 2) atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong pada anak usia dini, walaupun sebenarnya pendekatan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013ini bisa dilakukan di semua kelas SD/MI.
Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan seperti penyusunan perencanaan, penerapan, dan evaluasi/refleksi. tahap-tahap ini secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:
  1. Perencanaan
Mengingat perencanaan sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran tematik, maka perencanaan yang dibuat dalam rangka pelaksanaan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013harus sebaik mungkin Oleh karena itu ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merancang pembelajan tematik ini yaitu: 1) Pelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata pelajaran, 2) Pilihlah tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi  untuk setiap kelas dan semester, 3) Buatlah ”matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema”, 4) Buatlah pemetaan pembelajaran tematik. Pemetaan ini dapat dapat dibuat dalam bentuk matriks atau jareingan topik, 5) Susunlah silabus dan rencana pembelajaran berdasarkan matriks/jaringan topik Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013
  1. Penerapan pembelajaran tematik
Pada tahap ini intinya guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013ini akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik perlu didukung laboratorium yang memadai. Laboratorium yang memadai  tentunya berisi berbagai sumber belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran di SD/MI. Dengan tersedianya laboratorium yang memadai tersebut maka guru ketika menyelenggarakan Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013akan dengan mudah memanfaatkan sumber belajar yang ada di laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber belajar ke dalam kelas maupun mengajak siswa ke ruang laboratorium yang  terpisah dari ruang kelasnya.
3.   Evaluasi Pembelajaran Tematik
Evaluasi Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013difokuskan pada evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semangat siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap substansi materi dan manfaatnya bagi kehidupan siswa sehari-hari. Disamping itu evaluasi juga dapat berupa kumpulan karya siswa selama kegiatan pembelajaran yang bisa ditampilkan dalam suatu paparan/pameran karya siswa.
Instrumen yang dapat digunakan untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat digunakan tes hasil belajar. dan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa melakukan suatu tugas dapat berupa tes perbuatan atau keterampilan dan untuk mengungkap sikap siswa terhadap materi pelajaran dapat berupa wawancara, atau dialog secara informal.
Disamping itu instrumen yang dikembangkan dalam Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013dapat berupa: kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, ulangan blok, dan tugas individu atau kelompok, dan lembar observasi.
Kendala
Pada perubahan di kompetensi lulusan, peningkatan keseimbangan antara soft skills dan hard skills akan berpengaruh pada proses penilaian. Implementasi tersebut akar berpengaruh terhadap penilaian. Ketika standar kelulusan tidak hanya didasarkan pada ranah pengetahuan (ranah kognitif) saja maka proses penilaian tersebut menjadikan ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan semester bukan komponen inti penilaian. Tetapi seperti terlihat bahwa penggunaan portofolio dalam kurikulum baru ini menjadi sangat penting. Pertanyaan selanjutnya, tapukan apa itu portofolio? seperti apa portofolio? bagaimana penilaian yang menggunakan portofolio? Mungkin sebagian besar pendidik belum mengenal dan mengunakan ini dalam proses penilaian. Nanti kedepan mungkin saya akan mencoba membahas tersendiri apa itu portofolio.

Selanjutnya yang menjadi pekerjaan rumah dalam perubahan kurikulum yaitu bentuk pembelajaran yang bersifat tematik integratif? Apakah pendidik tau pendekatan itu seperti apa? Kendala dalam penerapan pendekatan ini seperti apa?. Nanti kedepan saya akan mencoba sharing apa itu pendekatan tematik integratif. Tapi yang menjadi bahan pemikiran saya ketika mendengar tematik integratif adalah dari dulu diterapkan pembelajaran tematik integratif pada kelas 1 sampai kelas 3 tetapi ketika melakukan proses penilaian, soal yang diberikan tidak dalam bentuk tematik integratif. Disini telah terjadi distorsi dan saling bertolak belakang. Dalam pemikiran saya salah satu contoh penilaian tematik integratif yang bisa dijadikan acuan yaitu bentuk TES KEMAMPUAN DASAR yang biasa dilakukan pada kelas 3. Dimana tes dilakukan hanya dalam satu waktu, dalam satu lembar soal yang mencakup berbagai kemampuan tidak terpisah-pisah. Dalam kenyataannya meskipun pembelajarannya dilakukan dengan tematik integratif tetapi tes dilakukan per mata pelajaran secara terpisah. Kita bandingkan dengan kata IPA terpadu atau IPS Terpadu dimana meskipun didalamnya terdapat mata pelajaran fisika dan biologi pada tingkatan SMP tetapi ujiannya dilakukan dalam satu berkas soal yaitu IPA saja. Tetapi di tingkatan SD yang ceritanya menggunakan pendekatan tematik terpadu tetapi ujian dalam bentuk mata pelajaran terpisah.

Kurikulum baru menampilkan julah mata pelajaran yang berkurang dari 10 menjadi 6 mata pelajaran saja tetapi dalam jumlah tatap muka menjadi bertambah sekitar 4 JP/minggu. Yang menjadi  bahan perdebatan sampai saat ini yaitu mengenai bahasa asing dalam tingkatan sekolah dasar secara tersirat tidak diperbolehkan. Beberapa alasannya yaitu pada tahap sekolah dasar, pembentukan karakter harus diperkuat, dengan memperbanyak jam bahasa indonesia dan meniadakan bahasa asing diharapkan siswa lebih memiliki rasa kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia yang mudah-mudahan menjadi pondasi yang kuat dan tidak akan pudar. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana nasib guru bahasa asing yang mengajar di sekolah dasar dengan secara tersirat tidak memperbolehkan pembelajaran bahasa asing di Sekolah Dasar.

Dalam pembelajaran guru sering mengatakan ” DIAM ANAK-ANAK JANGAN BERISIK, DISKUSINYA PELAN-PELAN SAJA?” mungkin ini sering diucapkan, yang jadi pertanyaan apakah pembelajaran yang aktif siswa hanya mendengarkan saja dengan tenang?. Terlihat dalam pengembangan kurikulum Sekolah Dasar yang baru bahwa dalam proses pembelajaran guru diperbolehkan membawa anak-anak ke luar ruangan untuk pembelajaran. Dalam konsep seperti ini pembelajaran formal memiliki perluasan makna, bukan hanya pembelajaran yang dipantau di ruangan kelas, tetapi dapat dilakukan di ruangan kelas. Akankah guru mau menerapkan hal ini? dan seberapa banyak guru yang pernah menerapkan hal ini?. Mudah-mudahan kedepan pembelajaran yang bersifat holistik sain yang memperbolehkan siswa belajar di luar ruangan dapat diterapkan untuk mengaktifkan kemampuannya secara menyeluruh baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

Ini hanya pemikiran saya. Mudah-mudahan kurikulum 2013 yang baru ideal dalam tataran konsep dan ideal dalam pelaksanaan.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013  dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013ini  memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan   pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa,   pemisahan mata  pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran., bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
Pembelajaran Tematik  Kurikulum 2013agar berhasil dengan baik perlu dilakukan  dengan menempuh tahapan perencanaan, penerapan dan evaluasi.

Daftar Pustaka

Sutirjo dan Sri Istuti Mamik.  (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.

www. pppg tertulis.or.id. Pembelajaran Tematik

www.p3gmatyo.go.id.Pembelajaran Tematik
sumber : http://wacana.siap.web.id
Read more

Pendidikan Pembelajaran Berbicara di Sekolah Dasar

0 komentar

Bang Shaleh 
1. Hakikat Berbicara
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983).
Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial, karena berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologist dan linguistik secara luas. Banyaknya faktor yang terlihat di dalamnya, menyebabkan orang beranggapan, bahwa bicara merupakan kegiatan yang kompleks.
Seseorang dapat membaca atau menulis secara mandiri, tetapi sangatlah jarang orang melakukan kegiatan berbicara tanpa hadirnya orang kedua sebagai pemerhati atau penyamak. Oleh sebab itu, Valette (1977) berpendapat bahwa berbicara merupakan kemampuan berbahasa yang bersifat sosial.
2. Jenis-jenis Berbicara
a. Berbicara berdasarkan tujuan.
- Berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan. Hal ini  dilakukan jika seseorang ingin menjelaskan suatu proses,  menguraikan,nafsirkan sesuatu, memberikan, menyebarkan atau menanamkan pengetahuan, dan menjelaskan kaitan, hubungan atau relasi  antar benda, hal atau peristiwa.
- Berbicara menghibur. Berbicara untuk menghibur memerlukan kemam- puan menarik perhatian pendengar. Suasananya bersifat santai dan penuh canda.
- Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan. Dalam kegiatan berbicara ini, pembicara harus pandai merayu, mempengaruhi atau meyakinkan pendengarnya.
b. Berbicara berdasarkan situasi.
- Berbicara formal
Misalnya, ceramah dan wawancara.
- Berbicara informal.
Misalnya, ber telepon.
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaian.
- Berbicara mendadak.
- Berbicara berdasarkan catatan.
- Berbicara berdasarkan hafalan
-  Berbicara berdasarkan naskah.
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengar.
- Berbicara antar pribadi.
Terjadi jika dua orang membicarakan sesuatu.
- Berbicara dalam kelompok kecil.
Terjadi antara pembicara dengan sekelompok kecil pendengar  (3 – 5 orang).
- Berbicara dalam kelompok besar.
Terjadi jika pembicara menghadapi pendengar yang berjumlah banyak.
3. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara
Tujuan utama pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat  berbicara dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk mencapai tujuan  tersebut, guru dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara. Misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali cerita yang pernah didengar ataupun menyampaikan tanggapan terhadap persoalan faktual yang dilihat, didengar dan dibacanya.
Banyak cara untuk melaksanakan pembelajaran berbicara di SD. Salah satunya adalah mencari berita aktual yang ada di koran/majalah, kemudian menempelkan pada sehelai kertas, sehingga menjadi sebuah kliping dan siswa diminta untuk memberikan tanggapan terhadap berita faktual tersebut.
Sumber : http://wacana.siap.web.id
Read more

KECERDASAN EMOSIONAL

0 komentar
KECERDASAN EMOSIONAL
0 Komentar | Dibaca 66 kali
KECERDASAN EMOSIONAL
Oleh :
IMG_9430_3 
Ardiyansah Yuliniar Firdaus
Praktisi Pendidikan Kab. Bangkalan Guru SDN Sen-Asen 1 Kec. Konang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang-orang pandai dalam intelektual tapi gagal dalam kehidupan. Hal apa kiranya yang menjadi penyebab kejadian semacam ini? Pada umumnya orang-orang pandai cenderung bersikap individual, mereka merupakan pribadi yang tertutup. Dalam kehidupan sosialisasipun mereka tergolong orang-orang yang pendiam. Ini jelas sangat berpengaruh pada kecerdasan emosional mereka. Hakikatnya orang hidup di dunia ini membutuhkan hubungan interaksi yang baik antar sesama. Dengan interaksi yang baik dalam sebuah lingkungan, secara tidak langsung pribadi kita sebagai seorang individu akan belajar mengenai kecerdasan emosional itu sendiri. Kecerdasan emosional akan membawa kita pada hal-hal yang mampu membantu kehidupan kita dalam penyelesaian masalah. Dalam kehidupan ini, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektualnya. Terbukti dari masih banyaknya orang pandai yang belum bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik dibanding orang-orang yang intelektualnya sedang-sedang saja tapi mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi. Disini dapat terlihat jelas bahwa kecerdasan emosional mempunyai andil yang besar dalam pencapaian kesuksesan hidup seseorang.
Hakikat Kecerdasan Emosional
Definisi kecerdasan emosional menurut Gardner yaitu “ potensi biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat digiatkan dalam suatu setting budaya untuk memecahkan masalah atau untuk menciptakan produk yang berguna dalam suatu budaya”. Gardner (1991) atas dasar penelitian-penelitiannya yang dipengaruhi oleh studi neurofisiologi dan antropologi mengemukakan hakekat kecerdasan emosional sebagai kemampuan yang bersifat majemuk.Kecerdasan emosi dapat juga diartikan sebagai kemampuan mental yang membantu kita mengendalikan dan memahami perasaan-perasaan kita dan orang lain yang menuntun kepada kemampuan untuk mengatur perasaan-perasaan tersebut.
Atas dasar temuan-temuan awalnya, Gardner memilah inteligensi menjadi tujuh yaitu verbal-linguistic; logical-mathe-matical; spatial; bodily-kinesthetic; musical;interpersonal; dan intrapersonal. Pada tahun 1999, Gardner mengemukakan beberapa kategori inteligensi lainnya yaitu naturalistic intelligence, spiritual intelligence, dan existential intelligence. Bagaimanakah menggambarkan inteligensi manusia? Inteligensi digambarkan dalam bentuk profil dimana setiap orang akan memiliki kecenderungan kuat dalam satu inteligensi atau lebih.
Dalam kaitan dengan pendidikan, pandangan Gardner dapat disarikan sebagai berikut: (1) pendidik mampu dalam bidang bahasa, berbicara secara efektif, dan menulis secara terampil; (2) pendidik menampilkan keterampilan interpersonal secara kuat, mereka memahami aspirasi dan ketakutan orang lain; (3) pendidik berkemampuan intrapersonal yang baik, menyadari kelebihan, kelemahan, dan tujuan sendiri; dan (4) pendidik yang efektif tahu akan keberadaannya, membantu orang lain memahami situasi hidup, mengklarifikasi setiap tujuan, dan merasa berarti dalam setiap kehidupan manusia.
Di samping itu, seorang pendidik juga harus memiliki karakteristik kreatif, kepemimpinan, bermoral, dan arif. Walaupun sebenarnya inteligensi itu tidak berurusan dengan hal moral dan tak bermoral, tetapi ada semacam konsensus dimana individu-individu menggunakan inteligensinya terbelah ke cara-cara yang prososial dan anti sosial.  Dalam hal ini, inteligensi spiritual memang masih menjadi polemik, benarkah itu sebagai inteligensi? Karena, pada hakekatnya inteligensi itu bebas dari nilai, sementara spiritualitas sarat dengan nilai. Walaupun demikian, dalam sejumlah aspek yang berkaitan dengan moral hendaknya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peristiwa pendidikan.
Manusia Harus Memiliki Kecerdasan Emosional
Pada hakekatnya keberhasilan manusia dalam kehidupan ditentukan oleh kecerdasan emosional yang dimiliki oleh masing-masing individu. Dalam hal ini jelas bahwa sudah seharusnya setiap individu memiliki kecerdasan emosional itu sendiri. Terkait akan hal tersebut, masing-masing pribadi harus berupaya untuk terus mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Manusia yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih sukses dalam hidupnya dibandingkan dengan orang yang kecerdasan emosionalnya rendah.
Seseorang yang inteligensi emosionalnya tinggi memiliki ciri-ciri: (1) lebih percaya diri, (2) harga diri tinggi, (3) memiliki sedikit masalah perilaku, (4) lebih optimis, (5) mampu menangani emosi sendiri secara lebih baik, dan (6) hidup bahagia.
Satu kemampuan emosional yang menjadi primadona adalah kemampuan empati. Bagaimanakah kemampuan ini dilakukan oleh pendidik? Empati merupakan kemampuan memasuki dunia pribadi orang lain tanpa kehilangan jati dirinya sendiri atau tidak menjadi lebur dalam pribadi orang lain. Pendidik harus dapat bertindak empatik pada orang yang dididiknya. Suatu saat pendidik dapat memasuki dunia pribadi orang yang dididik, namun dia tidak berubah menjadi pribadi orang yang dididiknya itu. Pada suatu saat dia bisa ke luarlagi menjadi dirinya sendiri.
Di samping empati, kemampuan emosional harus tampak pada kemampuan mendengarkan.  Kemampuan sebagai pendengar yang aktif menuntut keterampilan  memperhatikan, menginterpretasi, dan mengingat stimuli-stimuli yang kita tangkap dari pembicaraan.  Dalam kaitan hubungan interpersonal, mendengarkan merupakan ketrampilan yang sangat penting.  Bahkan suatu penelitian terhadap kepala personalia pada tiga ratus perusahaan ditemukan bahwa mendengarkan secara efektif menduduki peringkat teratas di antara keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh manajer/pemimpin.
Demikianpun pada hubungan pendidik dan anak/siswa, keterampilan yang paling penting bagi pendidik adalah kemampuan mendengarkan. Apabila ingin menjadi pendengar aktif yang unggul, perhatikan 14 penanda kemampuan mendengarkan secara aktif berikut: be motivated, make eye contact, show interest, avoid distracting actions, empathy, take in the whole picture, ask questions, paraphrase, don’t interrupt, integrating what’s being said, don’t over-talk, confront your biases, make smooth transitions between speaker and listener, be natural.
Dalam pergaulan, orang akan menampilkan kemampuan memahami orang lain dan bertindak sesuai pemahaman mereka. Kemampuan tersebut ada sejak usia dini. Anak dapat menampilkan sikap empatik. Sikap empatik dapat muncul bergantung pada kemampuan anak untuk mengendalikan diri. Tanda-tanda anak yang mampu mengendalikan diri atau mampu mengelola emosinya muncul dalam bentuk sanggup menunggu tanpa merengek, berdebat atau membujuk orang lain tanpa marah.  Menjalin hubungan dengan orang lain secara harmonis membutuhkan kemampuan tersebut. Selain itu perlu dipahami bahwa kemampuan menangani emosi merupakanseni (art) menjalin hubungan.
Kecerdasan Emosional Dapat Dipelajari Dimana Saja
Setiap individu dari kecil hingga dewasa, seiring proses perjalanannya telah mempelajari kecerdasan emosional itu sendiri. Secara umum, dimana pun kita berada secara tidak langsung kita telah mempelajari kecerdasan emosional. Baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Kecerdasan emosional itu sendiri banyak kita jumpai paa saat kita berinteraksi dengan orang lain. Saat kita sedang berinteraksi maupun bersosialisasi dalam suatu lingkungan, secara tidak langsung diri kita telah mengaplikasikan serta belajar mengenai kecerdasan emosional itu sendiri. Jadi orang yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan, tetapi juga memahami apa artinya. Dapat melihat diri sendiri seperti orang lain melihat kita, mampu memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu kita rasakan juga.
Kunci pokok kompetensi sosial adalah bagaimana orang mengekspresikan perasaan-perasaannya. Paul Ekman menggunakan istilah tata cara tampilan (display rules) mengenai penampilan perasaan-perasaan tersebut yang banyak dipengaruhi budaya setempat. Kita dididik untuk mempelajari tata cara tampilan emosi sejak dini. Pendidikan emosi dilakukan orangtua melalui menyuruh langsung anak untuk menampilkan emosi tertentu atau melalui contoh tampilan oleh orangtua. Dalam pembelajaran perasaan, emosi merupakan medium tetapi sekaligus juga pesan. Tampilan emosi akan menerima konsekuensi langsung atas pengaruh yang ditimbulkan kepada orang yang terkena.  Atas reaksi orang lain, kemungkinannya, anak akan menjadi bahagia atau sebaliknya menjadi kecewa atau terluka.
Penguasaan orang akan keterampilan mengekspresikan emosi dapat menular kepada orang lain. Dalam contoh ekstrim, kalau kita tenang menghadapi orang yang sedang siap perang, maka emosi marah orang yang siap perang tersebut akan reda. Perlu diketahui bahwa sebagian besar penularan emosi melalui cara yang tidak kentara, merupakan bagian “transmisi” yang diam-diam berlangsung pada setiap perjumpaan.  Demikian juga, penerimaan atas pengiriman emosi akan diikuti dengan cara yang tidak kentara pula.
Hal pokok yang menentukan pengiriman dan penerimaan suasana hati adalah sinkroni.  Sinkroni pendidik dan anak yang dididik di sekolah menunjukkan seberapa jauh hubungan mereka.  Sebagai contoh, semakin erat koordinasi gerak pendidik-anak didik akan semakin besar perasaan bersahabat, kebahagiaan, antusiasme, minat, dan keterbukaan mereka ketika melakukan interaksi. Mengenai inti pengaruh emosi bergantung pada karisma emosionalseseorang.  Singkatnya, koordinasi suasana hati merupakan inti dari setiap hubungan.  Apabila seseorang pandai menyesuaikan dengan suasana hati orang lain, maka ia akan mudah membawa orang lain di bawah pengaruhnya.  Sebaliknya, orang yang kurang pandai menerima dan mengirimkan emosi akan banyak mengalami masalah dalam hubungan, sebab seringkali orang lain tidak nyaman berhadapan dengannya, walaupun tidak tahu apa sebabnya.
Erat kaitannya dengan peran pendidik, maka tampilan inteligensi emosional akan menampak pada perilaku: (1) mengorganisasi kelompok, esensinya adalah kemampuan mendidik yakni memprakarsai dan mengkoordinasi aktivitas kelompok; (2) merundingkan solusi, yakni kemampuan sebagai mediator, mencegah dan menyelesaikan konflik; (3)hubungan pribadi, yaitu kemampuan ber-empati dan menjalin hubungan baik; dan (4) analisis sosial, intinya kemampuan mendeteksi perasaan orang lain. Bila kemampuan-kemampuan hubungan interpersonal tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran akan kebutuhan dan perasaan serta bagaimana memenuhinya, akan mengarah ke kekosongan keberhasilan sosial.  Orang akan menjadi bunglon sosial.  Bagi para bunglon sosial yang penting kemenangan sosial, walaupun mereka hidup dalam ketidakcocokan antara wajah publik dan realitas pribadinya.
Ada sementara orang yang gagal dalam pergaulan. Mengapa? Mereka tidak memiliki sopan-santun pergaulan. Mereka cenderung tidak memiliki sinkroni dan harmoni sosial. Kebanyakan mereka mengalami disemia, yakni tidak mampu menangkap pesan nonverbal orang lain. Pendidik yang memiliki inteligensi emosional tinggi diharapkan mampu pesan-pesan verbal dan non verbal anak didiknya dan dengan demikian mudah baginya untuk menyesuaikan dengan anak didik mereka.
Untuk apa emosi manusia ? secara umum emosi berperan utama dalam menghadapi situasi-situasi kritis.  Oleh karena itu, emosi bisa berfungsi untuk (1) merasakan dengan hati  (emotional mind), (2) melakukan pembajakan emosional (emotional hijacking), dan (3) sebagai dasar pengambilan keputusan.
Kecerdasan Emosional Harus Dikembangkan Sejak Dini
Kecerdasan emosional akan sangat baik apabila dikembangkan dan diperkenalkan sejak anak masih usia dini. Semakin awal anak paham mengenai kecerdasan emosional maka akan sangat baik untuk kehidupannya di hari mendatang, khususnya untuk masa depannya kelak. Semakin dini seorang anak paham dan mengerti tentang kecerdasan emosional, anak tersebut akan mudah dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupannya. Dengan demikian, alangkah berbahagianya seorang anak yang memiliki orangtua yang peka dan pelatih emosi yang baik. Anak seperti ini akan berlatih menangani dirinya sejak masa kecil.
Perkembangan kecerdasan emosional secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual. Pada umumnya semakin tinggi tingkat kecerdasan intelektual seseorang, semakin mudah pula orang tersebut mempelajari dan mengaplikasikan kecerdasan emosional dalam kehidupan segari-hari. Jadi seiring perkembangan tingkat intelektual kita, saat itu pula kecerdasan emosional kita juga mengalami perkembangan.
Perkembangan otak manusia dan fungsinya hampir semua terjadi ketika anak berusia dini.  Perhatikanlah pandangan Bloom sebagai berikut
-     Anak usia 0 – 4 tahun, 50% kemampuan otaknya telah berfungsi.
-     Anak usia 4 – 8 tahun 80% kemampuan otaknya telah berfungsi.
-     Anak usia 8 tahun ke atas tinggal mengembangkan 20% kemampuan otaknya.
Perkembangan otak terjadi kalau diasah terus, sayangnya dalam penelitian ditunjukkan bahwa kebanyakan anak hanya dikembangkan kemampuannya sekitar 5%. Dengan demikian, seharusnya sejak dini pendidikan memberi banyak kesempatan anak untuk mengembangkan fungsi otaknya. Walaupun pada usia-usia yang lebih tinggi hanya sebagian kecil saja dari kemampuan otak yang dikembangkan, namun apabila dasar pengembangan kemampuan otak telah diletakkan pada pendidikan usia dini, maka pada usia-usia selanjutnya, yakni ketika anak ada di masa remaja akan memberi kemungkinan yang lebih baik daripada sejak awal anak tidak dipersiapkan. Oleh karena secara dasar setiap anak memiliki potensi berupa kemampuan  berpikir, maka tugas pendidik sebenarnya terutama terletak pada pemberian kesempatan seluas-luasnya bagi anak didik untuk mengasah otaknya melalui menerapkan apa yang difahami dalam kehidupan nyata. Dalam kaitan ini Gardner (1999) menyebutkan bahwa anak didik yang dikatakan memiliki pemahaman yang mendalam (deep understanding) adalah anak yang mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Belajar tidak berhenti sampai anak memperoleh nilai dalam raport misalnya, tetapi dituntut bagaimana anak berperilaku dalam hidup sehari-hari di seting apa saja.
Umumnya urusan belajar dan berpikir hanya dikaitkan dengan cortex yakni tempat dimana  informasi diterima dari sensory receptor yang diolah lebih lanjut pada area tertentu (disimpan s/d dimunculkan kembali melalui response generator dan effector).  Pandangan ini dibantah oleh Goleman ketika ia mengembangkan pandangannya tentang inteligensi emosional. Goleman pada tahun 1995 menulis pentingnya emosional dalam mempengaruhi kinerja manusia.  Inteligensi emosional tersebut berpusat pada bagian sub-cortex khususnya di bagian limbik dan akan membentuk amigdala. Perlu diketahui bahwa antara cortex & sub-cortex dihubungkan sejumlah jaringan syaraf yang kompleks yang memelihara hubungan kerja antara keduanya.  Jadi urusan belajar bukan saja terkait dengan  kemampuan  berpikir rasional, melainkan ada campur tangan dari kemampuan berpikir emosional yang berpusat di sub cortex.
Dalam pendidikan, hakekat inteligensi emosional perlu difahami benar oleh setiap pelaku pendidikan. Walaupan kemampuan berpikir rasional sebagai modal utama dalam berpikir, namun adakalanya terjadi pembajakan emosional (emotional hijacking) yang bisa merusak kerja kemampuan berpikir rasional manusia. Dalam hal ini, secara tidak disengaja kemampuan berpikir emosional yang dikendalikan dari sub cortex akan bekerja dan berpengaruh besar terhadap cara-cara manusia berpikir.  Bisa jadi kemampuan berpikir emosional justru mengalahkan kemampuan berpikir rasional.
Kecerdasan Emosional Penting Bagi Kehidupan
Pada umumnya masyarakat hanya tahu bahwa kecerdasan terpenting adalah kecerdasan intelektual. Orang-orang cenderung kurang memperhatikan masalah kecerdasan emosional. Padahal sejatinya, kecerdasan intelektual tanpa diimbangi kecerdasan emosional tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Studi membuktikan bahwa hanya 10%-20% kecerdasan intelektual menentukan keberhasilan hidup. Itulah sebabnya, mengapa Goleman (1995) merujuk bahwa inteligensi emosional sebagai “master aptitude” sebab ia telah membimbing penggunaan kemampuan intelektual dan kemampuan lainnya.
Inteligensi emosional sering dipandang sebagai istilah yang sangat luas, namun pada intinya ia adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan melabeli perasaan.  Secara lebih jelas, Solomey mendefinikan inteligensi emosional sebagai a set of competencies that have to do with understanding emotions in oneself and in others, regulating emotions in oneself and in others.  Most importantly being able to use your emotions as a source of information with problem solving, being creative, and dealing with social situations.  Kemampuan ini dapat dirinci sebagai kemampuan untuk (1) memahami diri sendiri, (2) mengekspresikan suatu emosi secara tepat, (3) memotivasi diri sendiri, (4) mengatur emosi sendiri, (5) memecahkan masalah dan mengevaluasi resikonya, (6) menyelesaikan konflik, dan (7) empati.
Dengan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka kita juga dapat meningkatkan kecerdasan itelektual kita. Disini dapat dikatakan bahwa antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional adalah satu kesatuaan yang utuh untuk memperoleh masa depan yang baik. Kita akan mudah mewujudkan cita-cita kita untuk menjadi orang sukses apabila kita mampu mengaplikasikan kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual dengan baik dan berimbang. Sangat tidak mungkin bagi kita untuk menjadi orang sukses apabila kita menanggalkan salah satu kecerdasan tersebut, khususnya kecerdasan emosional yang memiliki peran dan fungsi penting bagi kehidupan kita. Kecerdasan emosional memegang 80% bagian dari kesuksesan kita di masa yang akan datang.
Cara Pengembangan Kecerdasan Emosional
Pada dasarnya tidak ada pelajaran khusus yang mengajarkan kita mengenai kecerdasan emosional. Semua pelajaran emosional kita peroleh dari lingkungan sosial kita. Hanya saja disini telah menjadi tugas bagi seorang pendidik untuk bisa mengarahkan para siswanya agar mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi. Pendidik wajib untuk memberikan bekal emosi yang baik bagi para siswanya demi masa depan anak didiknya.
Cara paling awal untuk belajar kecerdasan emosional adalah dengan mengenali emosi diri ketika terjadi. Kenali apa saja yang berkecamuk dalam dada  dan suara-suara yang memerintahkan kita untuk bertindak. Tahapan berikutnya adalah melakukan kontrol diri terhadap berbagai bentuk emosi yang ada. Bagaimana kita mengendalikan diri ketika marah, tidak terpuruk ketika merasa kecewa, dapat bangkit dari kesedihan, mampu memotivasi diri dan bangkit ketika tertekan, mengatur diri dari kemalasan, menetapkan target yang menantang namun wajar, serta bisa menerima keberhasilan maupun kegagalan dengan lapang dada.
Jika hal tersebut sudah kita kuasai, selanjutnya adalah melatih kematangan sosial. Bagaimana kita berempati – merasakan apa yang dirasakan orang lain – sehingga bisa memberi respon yang tepat terhadap sinyal-sinyal emosi yang ditampilkan orang lain. Kematangan ini akan mudah dikembangkan jika kita aktif terlibat dalam organisasi, bekerjasama dengan orang lain dan memiliki interaksi sosial yang intens. Latihlah kemampuan kita dalam memimpin dan dipimpin, memotivasi orang lain, serta mengatasi dan mengelola konflik.
Memahami emosi sangat membantu dalam mengenali diri dalam tahap awal. Selanjutnya adalah mengenali dan mengendalikan oknum-oknum yang saling berperang dalam diri: berbagai keinginan, kesombongan, iri hati, dengki, kebencian, amarah dan sifat-sifat lainnya. Cerdas secara emosional akan membantu kita pada tahap awal untuk mengenali diri dengan lebih baik, sekaligus bersikap positif dan melatih kematangan menghadapi kehidupan, apapun yang terjadi: susah atau senang, sukses atau gagal, mudah atau sulit.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.muhammadnoer.com/2009/03/kecerdasan-emosional-sukses-pekerjaan/
http://rinyyunita.wordpress.com/2009/01/25/kecerdasan-emosi/
http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/07/5-mencerdaskan-emosi.ppt
http://belajarpsikologi.com/cara-meningkatkan-kecerdasan-emosi-eq/
http://ebekunt.files.wordpress.com/2009/10/11-kecerdasan.ppt
http://usepmulyana.files.wordpress.com/2008/07/emosi-dan-kecerdasan-emosi.ppt
http://stiepas-mm13b.com/wp-content/uploads/2010/05/ESQ2.ppt
http://files.delima-sinar.webnode.com/200000130-9de979ee38/guru-efektif.ppt
http://elearning-rri.net/materipim3/eq.ppt
Read more

Antara PADAMU dengan DAPODIK

0 komentar
Berikut penjelasan antar Padamu dengan dapodik, PADAMU NEGERI tidak ditujukan sebagai pengganti program DAPODIK Kemdikbud. Layanan PADAMU NEGERI dikelola oleh BPSDMPK-PMP Kemdikbud bekerjasama dengan PT. Telkom secara legal dalam rangka pelaksanaan tupoksi Penjaminan Mutu Pendidikan melalui program EDS dan VerVal NUPTK yang telah berlangsung setiap tahun sejak tahun 2006 hingga saat ini. Dari kerjasama tersebut Sistem PADAMU NEGERI dibangun diatas “Platform” Aplikasi SIAP Online Edisi Gratis (Bebas Biaya) milik PT. Telkom.
Hasil PADAMU NEGERI sebagai dasar perencanaan program UKG, Sertifikasi Guru, Diklat PTK di periode selanjutnya mulai 2014 nanti.
Jadi tidak perlu ada kekuatiran berlebihan terhadap kehadiran PADAMU NEGERI yang tujuannya berbeda dengan DAPODIK. Hal ini sama halnya dengan program PDSS dari Dikti untuk proses seleksi SNMPTN (https://pdss.snmptn.ac.id/).
PADAMU NEGERI terbuka untuk menunggu hasil DAPODIK secara menyeluruh agar bisa segera berbagi data yang akurat melalui PDSP sehingga layak menjadi sumber referensi data utama bagi unit kerja lainnya yang membutuhkan termasuk PADAMU NEGERI BPSDMPK-PMP. Jika nantinya hasil DAPODIK telah siap dan terbuka akses datanya melalui PDSP maka PADAMU NEGERI tentu akan menyesuaikan di periode selanjutnya.
PADAMU NEGERI mendukung program DAPODIK sebagaimana yang direncanakan untuk digunakan sebagai sumber data tunggal (referensi data utama) bagi seluruh unit utama di Kemdikbud mulai tahun 2014 nanti.
BPSDMPK-PMP sebagai salah satu unit utama Kemdikbud telah menyiapkan Aplikasi PADAMU NEGERI saat ini termasuk perangkat pendukungnya untuk terintegrasi dengan DAPODIK mulai 2014 nanti sebagaimana surat edaran dari Wamendikbud tanggal 30 Agustus 2013. PADAMU NEGERI juga disiapkan sebagai “Contingency Plan” BPSDMPK-PMP untuk antisipasi pada suatu keadaan yang tidak sesuai rencana utama tersebut..
Demikian semoga bisa mencerahkan semua pihak terkait.

sumber : http://wacana.siap.web.id
Read more

e-ADMINISTRASI PTK pada Layanan PADAMU NEGERI

0 komentar

Layanan PADAMU NEGERI memberi kemudahan proses Administrasi PTK Indonesia secara elektronik (e-Administrasi PTK), Modul apa saja untuk proses administrasi PTK secara eletronik yang tersedia saat ini pada Layanan Padamu Negeri?
a. Portofolio PTK (Biodata dan Riwayat-riwayat)
b. Mutasi Sekolah Induk (Berlaku selain Kepsek dan Pengawas)
c. VerVal NUPTK (Pemeliharaan Keaktifan NUPTK)
d. Alih Fungsi PTK (Staf ke Guru dan sebaliknya)
e. Ajuan NUPTK Baru
f. Registrasi PTK Baru (PegID)
g. Kelola Kepsek (Hanya oleh Admin Dinas)
h. Kelola Pengawas (Hanya oleh Admin Dinas)
i. Daftar Sekolah atau Guru Binaan Pengawas
j. Penonaktifan PTK
k. Evaluasi Diri Sekolah dari PTK (EDS PTK)
l. Dasar Seleksi Sertifikasi Guru
Modul baru e-Administarsi PTK yang akan dirilis selanjutnya:
a. Registrasi Sekolah Non Induk
b. Otomasi perhitungan Beban Tugas Mengajar (Khusus Pendidik)
c. Pendaftaran Diklat Calon Kepsek
d. Pendaftaran Diklat Program Keprofesian Berkelanjutan
e. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
f. Kartu Identitas Digital PTK
g. Manajemen Kehadiran PTK
i. Publikasi Hasil Sertifikasi Guru (NRG)

Semoga bermanfaat informasi ini.
Salam Padamu Negeri Indonesiaku,
Admin Pusat
BPSDMPK Kemdikbud
Read more

Cara merubah tampilan Log on Screen pada Windows 7

0 komentar
 
simak penjelasan dari Fajri Mulyawan.  Log on merupakan tampilan bagian awal dari desktop jika pengguna windows7 tersebut telah menggunakan user acount yang menggunakan pasword dan usernamenya dan jika acount tersebut lebih dari satu maka sebelum memasuki desktop akan muncul pilihan account atau satu account jika menggunakan pasword namun jika account-nya hanya terdiri dari satu bagian saja dan tanpa menggunakan pasword dan username maka ketika komputer dihidupkan akan langsung masuk pada tampilan desktop.







Jika kamu bosan dengan tampilan background log on screen di Windows 7 yang hanya biru2 saja?, apa kamu Ingin mengubahnya?..
Nah kali ini aku akan memberikan tips mengubah gambar log on screen Windows 7 tanpa menggunakan software.


Berikut ini caranya:

( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom )


( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
(
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf
( Letakkan kursor ke arah gambar untuk melihat dengan efek zoom ) - See more at: http://indradp-share.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-icon-program-berada-di.html#sthash.y6zcpG29.dpuf

.1. Pertama-tama ketikan regedit pada Start Menu, ketikkan regedit, lalu tekan Enter




2. Setelah itu buka HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows\CurrentVersion\    Authentication\LogonUI\Background.




3.  Kemudian jika ada file dengan nama OEMBackground set value dengan nilai 1,

     caranya klik 2 kali pada file itu.


   Mengubah Background Logon Screen Menggunakan Registry


5. Jika tidak ada file dengan nama OEMBackground kamu bisa membuatnya sendiri
    dengan cara  klik kanan New>DWORD (32-bit) Value

 .
   Mengubah Background Logon Screen Menggunakan Registry

6. Setelah itu buka Windows pergi ke folder C:Windows/System32/oobe/info/background
   (folder info dan folder background mungkin tidak ada, kamu bisa membuatnya sendiri    asalkan tempatnya sesuai dengan yang tertera diatas maka gambar logon akan berganti).    caranya: buka folder oobe buat folder baru disana dengan nama info.


Mengubah Background Logon Screen Menggunakan Registry


7. Di dalam folder info buat lagi folder baru dengan nama backgrounds

 .
Mengubah Background Logon Screen Menggunakan Registry

8. Nah Di dalam folder backgrounds kamu bisa taruh file wallpaper pilihanmu lalu ganti
dengan nama backgrounddefault dengan format jpeg, jpg atau bmp dan dengan ukuran
1024 x 768 pixel.
catatan: gambar yang kamu gunakan harus kurang dari 256KB,
kalau lebih sedikit saja maka gambar logon screen tidak akan berganti.




9. Sekarang kamu bisa mencobanya dengan cara shutdown,restart, standby atau lock.off
    Background mu udah terganti




itulah info tentang Cara merubah tampilan Log on Screen pada Windows 7 semoga bermanfaat.
Sumber : http://fajrimulyawan.blogspot.com
Read more
 
  • STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

    PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2007

  • ALPEKA BOS

    ALPEKA BOS (Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan BOS Tingkat Sekolah)

  • JUKNIS PENDATAAN DAPODIKDAS 2013

    Tujuan pendataan tingkat sekolah adalah untuk memperoleh data secara langsung yang cepat, akurat,valid, lengkap, dapat dipertanggungjawabkan dan termutakhir.

  • Gelar Gr bagi Guru wajib Tahun depan

    Gelar Gr diperoleh melalui module Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

  • lapor Tunjangan DIKDAS

    cara login di lembar info PTK Masukan NUPTK sebagai UserID Masukan tanggal lahir sebagai password dengan format penulisan YYYYMMDD

  • Dapodik Jadi Acuan untuk Sejumlah Program Kemdikbud

    Tahun ini Data Pokok Pendidikan (Dapodik) menjadi acuan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam penyaluran dana untuk berbagai kebijakan, mulai dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), rehab sekolah, Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan tunjangan profesi guru.